Selain kesiapan fisik (kesehatan tubuh), persiapan mental spritual (keimanan) jauh lebih penting. Untuk itu, sebelum memasuki bulan Ramadhan kita harus banyak memperbaiki hati (jiwa) kita agar senantiasa bersih. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syams (91): 9-10. "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwanya. Dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya."
Hakikat dari ibadah yang kita kerjakan dalam bulan Ramadhan nanti adalah dalam rangka kebersihan jiwa (tazkiyah an-nafs) untuk betul-betul menjadi orang yang bertaqwa (muttaqin). Jadi, merugilah kita yang telah melaksanakan ibadah tapi ternyata tidak mampu untuk membersihkan jiwanya, tidak betul-betul menghayati makna substansial dari ibadah yang ia kerjakan itu.
Mudah-mudahan kita bukan orang-orang yang hanya memaknakan ibadah kita secara lahiriyah tapi betul-betul memaknainya dengan secara sebenarnya. Pada akhirnya, setiap ibadah yang telah kita kerjakan akan menghantarkan diri kita menjadi orang yang punya kesucian baik lahir maupun bathin. Hal terpenting buat kita adalah senantiasa memelihara kesucian diri, jangan sampai mengotorinya dengan perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar. Ada beberapa hal yang bisa kita amalkan agar hati kita senantiasa bersih dan lembut dalam rangka siap mental spritual untuk menghadapi bulan Ramadhan.
Pertama, banyak mengingat Allah dalam hati dan lisan. Dengan dzikr hati bisa menjadi tentram, sehingga dapat dengan jernih melihat berbagai persoalan yang dihadapi. Allah dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ra’du (13) : 28 berfirman : "yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram".
Kedua, membaca Al-Qur’an dan menelusuri kandungannya. Alquran memperkenalkan dirinya sebagai hudan li al-Nas (petunjuk bagi manusia). Inilah fungsi utama kehadirannya. Dalam rangka penjelasan tentang fungsi Al-Qur’an ini, Allah menegaskan: "kitab suci diturunkan untuk memberi putusan (jalan keluar) terbaik bagi problem-problem kehidupan manusia.
Ketiga, berbuat baik kepada anak-anak yatim dan faqir miskin. Inilah yang dipesankan oleh Rasulullah SAW : "jika anda ingin melunakkan hati anda maka sentuhlah kepala (sayangilah) anak yatim dan berilah makan orang miskin". (HR. Ahmad)
Keempat, banyak mengingat mati. Ketahuilah bahwa hati orang yang tenggelam dalam urusan duniawi, mengejar kesia-siaannya, dan menghambakan cinta kepada kenikmatannya yang palsu, akan lalai dari mengingat maut. Sikap lalai yang dilakukan oleh orang banyak terhadap kematian adalah akibat kurangnya perenungan dan ingatan terhadapnya. Allah Ta’ala berfirman : "katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu". {Q.S. Al-Jumu’ah (62): 8}
Kelima, senantiasa instropeksi diri. Manusia yang baik adalah yang senantiasa mengevaluasi amal yang sudah dikerjakannya pada masa lalu dalam rangka kehati-hatian berbuat untuk peningkatan kualitas amalnya ke depan. Dalam Al-Qur’an Surat al-Hasyar (59): 18 dijelaskan: " Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri mengevaluasi setiap apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerakan".
Kesadaran kita akan kelalaian dalam beribadah pada bulan suci Ramadhan yang lalu akan menghantarkan kita untuk lebih berhati-hati dan berbuat maksimal dalam beribadah pada bulan suci Ramadhan kali ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kirimkan pesan-pesan Anda baik berupa saran, kritik ataupun pertanyaan